Copyright © dahanpinus
Design by dahanpinus
Sep 30, 2005

seorang penguasa

aku adalah tuan bagi ikanku
seorang tuan boleh berbuat apapun
memberi makan dan merawat memang kewajibanku
juga memaksa dan membiarkan adalah hakku

suatu kali saat order sepi
atau malas kaki beli makannya nanti
kuberi mereka nasi

penghematan menjadi narasi
bagi penjelasan yang tidak semesti
karena ingin membeli bunga kinanti

di lain kali
kuberi makan hanya 2 hari sekali
mereka tampak rela hati

mereka mulai mencari-cari
sesuatu untuk mengisi
kelaparan untuk sehari

mereka harus belajar hidup prihatin dan rapi
dan menikmati wangi bunga kinanti
yang setiap kali kubeli

lalu setiap aku hampiri
mereka berdesak dan mulai antri
tampak menikmati sesaat kuberi

akulah tuan sang pemberi
penguasa yang sanggup mengebiri
setiap kebutuhan dan revolusi

hingga ikanku satupersatu mati
mestilah begitu karena mereka manja hati
terbiasa enak dari tuan yang baik hati

tapi sampai kapan ikanku mati
mungkin jika hasrat akan bunga kinanti pergi
atau mungkin suatu kali akan tumbuh empati

dan membeli ikan baru lagi

---
Semarang, 30 September 2005
---
Minyak tanah antri, bensin antri, kejahatan antri, bencana antri,
mahasiswa tawuran juga antri, dpr main tinju antri, bom pasti antri,
korupsi pastilah antri, sapa yang ikut antri...
Cinta mau antri? (rangga nggak usah ikut2an!)
---
Sep 29, 2005

puisi seseorang yang memilih bunuh diri

aku begitu payah membawa raga ini
seolah dia tak mau pergi dan kembali
melayani jiwa yang akan berlari

apakah hidup untuk orangorang yang berani
memang berani untuk hidup, tapi bukan mati
karena mati adalah kehidupan tersendiri

apakah salah jika aku memilih mati
bukankah ini tindakan berani
melepaskan jiwa pergi
arungi wahana tak pasti

dan muakku melihat raga terdera
saat terseok arungi realiti

lalu lepaslah burung colibri
menuju kekekalan abadi

---
Semarang, September 2005
---
Note :
sekedar puisi yang "mungkin" dibuat oleh para pengikut sekte Heaven's Gate (40 orang)yang melakukan bunuh diri massal di Rancho Santa Fe, California, Amerika Serikat, awal April 97.
Kelompok yang dipimpin Marshall Applewhite itu yakin bisa diangkut ke surga oleh piring terbang (UFO) yang melayang mengikuti lintasan komet Haley Bopp. Agar ikut terangkut, mereka melakukan bunuh diri dengan menenggak racun yang dicampurkan dalam adonan kue agar-agar.
Mereka yakin itu semua dilakukan bukan karena keputusasaan menjalani hidup, melainkan justru didorong oleh suatu keyakinan untuk memperoleh keselamatan.
"Ibarat meloncat dari gedung tinggi, mereka yakin telah memiliki sayap yang diberikan oleh "tuhan", bukannya terjun bebas untuk bunuh diri".

Vita Brevis

marilah bersulang dengan anggur-anggur riuh atau sepi
buatlah sampai silau terang memusingkan
atau terdera kelam menyiksakan
lupakan sejenak kenaifan realita

kemudian bergumul di ranjang sial
sampai kenikmatan menjadi memuakkan
dan sejenak cinta menjadi basabasi
demi hasrat yang tak pernah berhenti

lalu ungkapkan dengan beribu puisi
sampai habis kata dan kehilangan arti

atau puaskan menggasak duniawi
sepuasmu tanpa henti

jika hidup masih tak berarti
gunakan ragamu terlena dalam mengasuh hati
agar berempati dan melakukan refleksi

karena tubuh adalah daun kesambi
dari materi yang akan mati
berguguran kembali ke bumi

nanti tak pernah mengetahui
kemana jiwanya akan berlari
terbunuh sepi atau hidup lagi

mungkin juga bereinkarnasi
dalam wangi kemuning
atau kelopak bunga melati

dan jiwa tak mungkin kembali
berkelana dalam ruang ilusi
menunggu panggilan sang rabbi
pemilik jiwa sejati


---
Semarang, 28 9 2005
---
Vita Brevis est Floria, : "Hidup ini singkat, Floria..."
---
Sep 26, 2005

pagi datang, dan senja mengajakmu pergi

entah realiti atau ilusi
yang kunanti setiap datang pagi
tak pernah kupeduli

karena tetap sebuah imaji
dan telah jadi janji
dari kisi kata dan ideologi
yang menjadi bangunan sunyi

bagi sepasang glatik
yang menanti sinar mentari awali hari
lingkupi kehangatan untuk menyambut sepi

dan kemudian menjadi solilokui*
kurelakan untuk selalu pergi kembali
kepada sang senja hari

---
Semarang, 26 September 2005
---
* berbicara pada diri sendiri/monolog
---
Sep 22, 2005

Untuk Sahabat (baca dengan sepimu)

engkau menyanding di kala sepi sedihku
bergembira saat riuh ceriaku

konsistensi kehadiranmu dalam imajiku
menanti di ruang batinku
meski dalam sunyi atau nyanyi lagu

bersemayam di lubuk kalbu
berdendang tentang sejuk sepimu
meski terpisah ruang dan waktu

telah lekat di memoriku
meski kadang menanti jemu
dalam persahabatan yang tak tentu
terbawa suasana hati atau doku

permainan kata ini untukmu
tapi pasti tanpa maksud mainkan rasamu
atau manfaatkan ragamu
juga nodai kepercayaanmu
serta melaba kerelaanmu

ini adalah simbol batasan relasi
agar tak dalam mengusik privasi
yang hanya milik diri pribadi

atau ini aktualisasi
sebuah rindu pada kepingan memori
yang selalu kau bawa saat pergi

kuharap kembali
uluk salam atau kata pamit
itu saja cukup berarti

dan bagimu sahabat
teruntukmu terimakasih

---
Semarang, 22 September 2005
---
Sep 19, 2005

kehilangan dengan akhiran "u"

adalah sendu mengingatmu
seperti mendengar dendang kenangan lagu
menyeret angan dalam haru biru

semerbak sedap malam atau kantil di malam lalu
begitu dalam pekat menghantui lelaku
menyedihkan bahkan keindahan yang tersisa jadi pilu

kapan kupenuhi balasku atau kusampaikan maafku
karena menjaga paras sehalus beludru tak mampu
apalagi untuk kembali merengkuhmu,
karena berarti ajalku

---
Semarang, 19 9 05 23.19
---
Sep 15, 2005

Saat kerinduan jadi murung...

Angan jadi bersayap, saat rindu menjelang
Sementara diri terdiam dalam lara
Sayap kerinduan merangkum dalam hening,
lepaskan rasa tertuang bening

Hasrat lebur dalam dekapan angan,
gejolak timbul jika ada impian

Jika dan masa itu ada enggan satu terbelah
Jika dan saat itu nyata enggan satu terlepas

Biarlah sayap kerinduan membawanya dalam hening
Sekedar pelipur lara akan kerinduan

---
YK-Pandega Duta, September
---
Sep 13, 2005

cinta "seorang" ikan

biarlah aku disini...
memandangmu berlimpahan keagungan penguasa
dan tunduknya seorang hamba

beri kesempatan bagiku...
memandang belas, untuk setiap uluran tangan
saat makan atau pembersihan yang kunantikan

sungguh nikmat terkekang,
selalu dalam perawatan
jangan pernah kau nafikan,
karena akan membunuhku perlahan
---
Semarang, 13 9 2005 10.20am
---
Sep 12, 2005

apakah cinta?

apakah cinta membuat orang gila
atau omong kosong yang dipuja
sehingga sukar untuk masuk logika

lihat saja...
banyak yang menghamba
atau sakit jiwa, bahkan mati karenanya

Cinta sungguh memenjara
nikmat bagai candu

Membebaskan sekaligus pengekangan,
keindahan dengan berdua,

Sungguh melelahkan,
karena bergumul dalam kebersamaan

tak heran ...
jika masing-masing letih,
karena rohnya mulai berhenti

mulai mencaci
marah dan benci
saat itu cinta tak berarti

hanya sepi dan refleksi,
untuk obati
beri waktu pada diri,
hingga keletihan terobati
untuk cinta terlahir kembali

----
Semarang, 12 9 2005 02.30pm
----
Note:
maaf bukan saya tak percaya cinta,
tapi sekedar kritik atas cinta dan orang
yg menghamba kepadanya (tmsk saya juga).

----

Hai Masa silam

hai masa silam...
berjumpa denganmu bagai melewati hutan pinus tak bertepi
bersua denganmu bagai berkelana dalam gugusan bintang,
bersentuhan dengan kenangan yang kembali mengada,
bersemi tanpa henti dalam labirin hati

hai masa silam...
memahatmu terlanjur jauh mengukir hati,
menjelma nyata dalam maya,
menyeret dalam kehampaan kini
menghitamputihkan realita,
memporak-porandakan rajutan masa

hai masa silam...
disinilah aku berdiri,
begitu jauh denganmu
hanya deja vu sanggup mempertemukan
Kini dan masa depan adalah takdirku,
dahulu adalah nasibku
---
Semarang, 11 Nov 02-Sept 05
Sep 9, 2005

fotomu kupendam dalam (: gerimis berbaju mayorette panjang)

rasanya baru kemarin...
melihatmu di tanah lapang
bermain dengan keriangan dan kostum mayorette biru panjang

rasanya baru kemarin...
bertukar kata dalam pelajaran
hingga tak berdaya dikeluarkan

rasanya baru kemarin...
merangkum tanganmu dengan dalam
memandang binar mata harapan

rasanya baru kemarin...
berbagi cerita dalam catatan harian
yang bergambar kartun anak anjing tertawa riang

rasanya baru kemarin...
cinta kecil mengisi pendewasaan
kemudian redup, walau coba bertahan

rasanya baru kemarin...
kau minta hentikan impian
yang terangkai-susun, begitu panjang

rasanya baru kemarin...
kusampaikan selamat jalan
aku berjalan di kiri, sedangkan kau di kanan

rasanya baru kemarin...
kurelakan mayorette biru menawan berjalan sendirian
dan kemudian kusandarkan jiwa pada sebuah pelabuhan

rasanya baru kemarin...
kuputuskan untuk memendam fotomu dalam
hingga yakin tak mungkin tergalikan

ah rasanya...
raga benda pasti sirna, tapi roh-nya tak serta-merta terlupakan
menjadi bagian dari kesunyian ingatan, tak akan terimplementasikan

---
Semarang-Cerme 9 9 2005 01.15am
---
Note:
gak ada catatan.
Sep 8, 2005

Senandung hutan jati (... dialektika yang tak berhenti)

Kuikuti dendang hati, lewati hutan karet dan jati
berderet rapi dengan tepi
bertabur tebaran daun kering
gugur kesana kemari
gemerisik bergabung bersama bumi

terikat oleh sistem hakiki
bahwa ia akan pudar dan mati
atau dibangun lagi ke dalam roh ulat atau melati

suka dan lara terhembus oleh masa
tiada dan ada bertentangan diantaranya

lara adalah kegembiraan yang ingin disingkirkan
suka adalah lara yang selalu diimpikan

kuikuti alunan hati, lewati hutan karet dan jati
gemeretak dahan pepohonan dihembus angin
segalanya biasa dalam tanya kadaluarsa

berharap untuk tidak berharap
karena sepertinya fana

--
Wonoplumbon, 8 2000
Disini, 8 8 2005, 0300pm
--------
Note:
Sebuah refleksi tentang dialektika, bahwa fenomena terdiri dari
ide-ide yang kontras dan kontradiktif, sehingga dari situ lahir
suatu pengertian yang hakiki, seperti uang logam yang memiliki
2 sisi yang berbeda, saling kontradiktif tapi sebenarnya memberi
arti satu sama lain. Penilaian baik bisa diukur karena keburukan
atau buruk bisa dicerca karena ada kebaikan.
Suggest:
Berada disekeliling orang bodoh, jika ingin dianggap pintar :))

--------

Silent is my home (... dan aku adalah sepi)

Sambutlah aku
kesepian yang selalu kau nanti

Undanglah aku
untuk menemani ayunan langkah

mengantarmu pada seorang kekasih
yang menanti meski menyingkir dari riuh dunia

senantiasa memohon sedikit masa
sekedar berbincang juga berkeluh kesah

hanya bila aku ada, maka terimalah...
sehingga dapat tersampaikan untukmu

sebuah pesan, bahwa sepi adalah wahana
atau rumah yang nyaman bagi curahan hati

dengan sepi, kebaikan yang tinggal adalah benar kebaikan
dan keburukan sisanya memang adalah keburukan

---
Semarang-Cerme,8 9 2005 : 12am
---
Note:

-nietszche, ghazali & Jung-

aku adalah sepi...,
yang menurut penafsiranku :
bahwa sepi bisa membawa kita untuk senantiasa melakukan refleksi diri,berdialog dengan hati kita. Suara hati adalah suara Tuhan (menurut Ghazali dan Jung), dimana didalamnya akan diberitahukan sebuah etika,kepantasan dan kendali diri.
Tetapi suara hati yang benar-benar merupakan suara Tuhan tidaklah hadir dengan sendirinya, tetapi ia hadir melalui suatu proses,atau 'prosesi' dengan ibadah atau renungan,memberi kesempatan pada diri untuk berbincang dengan Tuhan melalui suara hati, dan sepi adalah wahananya.

---
Sep 6, 2005

tentang pelangi

tak pernah ku mengerti
tentang keindahan dan keajaiban
yang bersinergi dengan warna-warni
seperti maya namun nyata

meski hanya sekejap hadir
tak surutkanku bertanya
kapan kau akan kembali
dan bisikkan lagi tentang asa

atau sekedar mengurai sedikit misteri
agar suatu saat bisa kunanti
karena sebelum senja kala
harapan dan impian adalah motivasi

Semarang-Cerme-6 9 05. 05.04am
Sep 5, 2005

1 / 0 = ~

Satu adalah Tuhan Yang Esa
Nol adalah manusia yang tak-berdaya
...
Satu dibagi nol
sama dengan tak terhingga
...
kekuatan luar biasa dari dalam manusia
karena pasrah dan berserah diri pada Tuhan

Semarang, 5 September 2005