Copyright © dahanpinus
Design by dahanpinus
Mar 29, 2007

Like A Stone*


On a cobweb afternoon
In a room full of emptiness
By a freeway I confess
I was lost in the pages
Of a book full of death
Reading how we'll die alone
And if we're good we'll lay to rest
Anywhere we want to go

In your house I long to be
Room by room patiently
I'll wait for you there
Like a stone I'll wait for you there
Alone

On my deathbed I will prey
To the gods and the angels
Like a pagan to anyone
Who will take me to heaven
To a place I recall
I was there so long ago
The sky was bruised
The wine was bled
And there you led me on

And on I read
Until the day was done
And I sat in regret
Of all the things I've done
For all that I've blessed
And all that I've wronged
In dreams until my death
I will wander on
---
*Audioslave
Mar 17, 2007

...


Seiring waktu yang terlewati
untuk terbebaskan meratapi sendiri
dan menerbangkan buih-buih mimpi
serta segenap dilakukan hanya kenangan

Seperti hari ini
saat seluruh paras utuh tergambar
dalam sekelebat pesan
dan seluruh awan yang dulu terbang,
kini runtuh menimpa kesepian

seiring kelelawar yang menanggalkan harga diri
pada buah-buahan saat bersandar pada malam
yang tak terungkapkan di saat siang

kuharapkan;
kita berkembang seirama bunga dari proses tetumbuhan
kemudian berguguran sampai musim datang
tetapi rancangan semestinya kita relakan dimiliki hujan
berlari-lari menuju tempat rendah
entah tercapai atau pupus punah

...
Mar 4, 2007

malam ini...

pada penantian akan awan yang menyingkir dari langit tak hujan
sampai pasti tampak bintang berkelip memenuhi pandangan
lalu kita agungkan, juga diperdebatkan
apakah warna biru atau kuning yang mengisi hati bintang

pada perayaan yang malam ini datang
juga aral dan pasang yang disingkirkan,engkau lah tujuan
untuk segenap kesungguhan mengada menjadi angan
tanpa sekalipun kita racaukan kesepakatan
kita hanya turuti musim dan putaran alam

malam ini bintang,
seterang kisaran sinar kuning menembus awan
dan kita sepakat pada satu tujuan;
akan kita sembunyikan seperti kunang-kunang
sebagai teman di bawah bantal

malam ini kehadiran,
tak cukup untuk dipertanyakan; datang dan hilang
anggap saja kupu-kupu,
tak menentu hinggap di dahan

seterang bintang, yang mewarnai perayaan
sukmaku terbawa angin merapat pada sinar
akan pergi jangan kau hirau gusarkan

jua datang masanya jika kembali datang,
pada sebuah pertemuan, dan satu pesan
bawa kunang-kunang yang kita sembunyikan
sebagai kenangan saat alam tak mengijinkan

tentang hati, kita tak pernah mempertanyakan
hanya cerita tentang kunang-kunang yang kita kumpulkan
selayaknya mereka bebas terbang, tapi tak sanggup dilepaskan
atau kita terlalu terbawa perasaan, terlanjur menganggap
sinar kelipnya sebagai pemilikan bagi hati yang kelam

untuk bintang kekuningan
yang kita anggap sebagai tujuan
kunang-kunang adalah pembawa pesan
pada setiap pelabuhan perasaan yang kita sembunyikan
---
4 Mar 07:0.30
*karangan di malam hari; kacang tanah, es puter...
Mar 2, 2007

masihkah?

masihkah aku menjadi inspirasi di saat sepi
dari semua yang kau dapati, tinggal kau ambil di tepi
juga lama kunanti sanjungan sebagai asa
yang membangunterbangkan sukma seperti merpati
pasti bukan mimpi... kini.

aku hanya masih menanti
semua romantisme yang terngiang tak henti
seiring rasa yang tak bertepi
seirama komposisi yang terdengar detak arloji

bosankah kau ?
karena sepi, bukan lagi sepi
karena mimpi itu sedianya kau bagi
juga sendiri yang mengisi, tak lagi dua kaki

masihkah aku menjadi
bagian sukma, bukan logika atau teori
yang tak sanggup kutandingi
juga rasa yang sanggup kuberi
untuk hatimu menjadi peka setelah kudampingi

masihkah ?
---
Maret 2007