akan kubiarkan desember berlalu sebagai kelabu
di saat setiap perhentian mendiamkan berdebu
pergi atau diam disini tetap saja jemu
tapi desember membuat uap air tumbuh
dengan daun muram biru, buahnya jatuh seperti jenuh
aku hanya galau pada keterasingan setiap labuh
sekian tema lepas larut entah kemana
hanya rima kemana tak dimengerti
ada dan tiada bagiku sama saja bersedia
meski hujan reda aku takkan berusaha berlari
aku terlalu rapuh untuk berdiri
kubiarkan saja desember tak terkendali
seperti sedianya waktu yang tak pernah kita miliki
dalam genggam jemari,
juga urung keinginan lekatkan di hati, agar enggan pergi
dan masih saja desember mengantar musim dengan sisa beban
pada harapan untuk diteruskan
atau membuat kita semakin terbenam
jauh dan jauh….
mengagumi lalu hilang.
(_dan jika kau benar desemberku,
kau pasti ada musim depan,
atau tiada membawaku padam)
