Copyright © dahanpinus
Design by dahanpinus
Apr 23, 2009

bolehkah aku bernyanyi ?

bolehkah aku mengungkapkan sedikit hitam, biru, kuning dan merah dalam hatiku dengan sesuatu yang kunamakan sebagai lagu
aku berjanji tak akan membuatmu pilu, karena terngiang sebuah kata berawalan c dan berakhiran a, atau apapun itu yang enggan aku sebutkan
laguku ini tentang sebuah harapan, harapan yang tidak semestinya kita ungkapkan
jadi buat apa kita meminta restu, tokh kita seperti bintang pagi yang dicampakkan menjadi malaikat terbuang

bukan,
aku tak meminta kemarahan, aku hanya ingin menertawakan setiap kebodohan yang menjadi awal mula kenapa surga begitu benci memaafkan.
kita memang bukan lagi anak-anak yang tak tahu aturan, karena kita sadar bahwa setiap tata tertib kita pahami seperti tiap lekuk badan, karenanya membuat penasaran dan mengundang hasrat untuk dilanggar
aku memang terlalu naif atau pengecut untuk meneruskan apa yang aku mulai dan kita sepakati diawal, padahal hasratku meminta untuk bertahan, tak akan ada yang dirugikan jika kita sanggup kendalikan setan.

huh, itulah!
setan itu awalnya seperti bayi dengan ketergantungan yang dalam. tapi setiap malam, mimpiku selalu datang bayi itu semakin besar dan menjadi iblis yang menguasai seluruh tubuhku hingga kulupakan semua dan hanya satu dalam ingatan kaulah tuanku, dengan semua kehendakmu pengabdianku terdalam. Dari situ, aku putuskan meracuni bayi itu sebelum dia besar, membiarkan dia kelaparan dan kecewa karena kubiarkan, berharap dia mati dan menghilang...

dan kau, sebenarnya seorang malaikat tanpa memandang benih apa yang telah ditanam
kau ambil bayi itu dari tanganku, kau rawat sendirian...
entah jadi apa dia, apakah masih iblis kecil atau kau mampu ubahnya menjadi seorang santo yang mengabdi pada kemuliaan
dan, kukira sejak itu aku terbebaskan lalu kembali menjadi malaikat dengan sayap putih termaafkan oleh surga yang mengusir dengan cacian

hanya perkiraan kurasa,
sayapku jadi semakin hitam, bahkan langit dan hutan yang paling kelam tak berkenan menerimaku tinggal...dan setiap aku lelah dan kehausan, kulihat refleksi wajah yang sama kuimpikan, iblis yang kutakutkan ialah diriku bukan bayi yang kucampakkan dan dirimu yang ambil bagian

kesalahan adalah suatu awal, hanya awal. bukan tujuan yang aku takutkan, seharusnya kurawat kesalahan dengan kebaikan, karena keburukan dan setan tidaklah diciptakan.
mereka adalah ciptaan pikiran yang menginginkan hasrat seperti tuhan

bolehkah, ku mulai laguku? atau kau sudah bosan dan enggan? karena tak kusebutkan pertengahan april yang kau nantikan, juga kulupakan syairnya, lalu kukarang cerita agar aku tampak pintar
bolehkah ku katakan, bahwa tak mengungkapkan bukan berarti melupakan

aku akan memulai bernyanyi, andai kau ijinkan...
Apr 16, 2009

Fight + Club

"Kulihat orang-orang terkuat dan terpandai. Kulihat semua potensi ini, dan kulihat itu disiakan.
Seluruh generasi menjadi membosankan, berada dibalik meja atau budak berseragam. Iklan dan promosi, membuat kita mengejar kendaraan, pakaian dan apapun yang disebut hobi, juga ironisnya hal itu bermula dari mengerjakan sesuatu yang kita benci agar kita bisa membeli barang-barang yang sebenarnya tidak kita butuhkan.

Kita adalah anak sejarah, tanpa tujuan atau tempat. Tak ada perang besar, tak ada pencapaian besar. Perang besar adalah peperangan spiritual di diri kita, pencapaian besar adalah suatu ilusi bawah sadar.

Kita diharuskan mempercayai bahwa suatu hari akan jadi rockstar atau jutawan, tapi sebenarnya tidak. Dan kita mengetahui dan memahami fakta itu, lalu kita menjadi sangat marah.

Lalu komoditas yang tersebar menjadi sangat memuakkan karena tak akan cukup memuaskan hasrat, juga lelah pada kenyataan bahwa kita dicengkeram rasa kurang dari karnal yang menggelegak ingin dilampiaskan..."

Ah cuma karnal, bukankah hasrat material sangat menggoda untuk dituntaskan!

*penafsiran dari terjemahan bebas orasi singkat Tyler Durden di film Fight Club, dan Dunia yang Dilipat.