Copyright © dahanpinus
Design by dahanpinus
Jul 25, 2011

jalani atau berhenti kita relakan peduli



kutitipkan pada ranting-ranting turi
tepat saat setengah tujuh atau selebihnya sedikit
aku sembunyikan dengan hati-hati
mengemasnya dengan rapi, memberi kode sandi
agar hanya aku yang mengerti

tak sempat kuberitahukan bagaimana menafsirkan nanti
karena belakangan amat kusesali karena bisa saja habiskan
waktu hanya untuk bersama menautkan dan menitipkan disana
toh "aku masih bisa berlari mengejar" atau setidaknya
kita bisa mengulur 5 jam sebelum ditelan hari baru

kita sungguh manusia bijak, karena tidak membiarkan
emosi atas nama sesuatu untuk mengalahkan realita
bahwa kebijakan bukanlah kebaikan dari satu sisi,
tetapi bisa saja dari sisi berbeda yang kita pilih
bahwa tak harus berkorban lebih banyak untuk bertaruh pada masa lalu
dan berharap bayangan nanti akan kekal berbingkai kebahagiaan

kita sudah berjanji
setidaknya tak pernah terucapkan,
untuk tidak menafikan konsekuensi dari pilihan
dan membiasakan berbagi sepi pada opsi lain yang tak terambil
lalu berusaha mengerti, bahwa sesuatu tak harus terukur dan terhitung
bersanding karena sesuatu hanya mimpi yang tak teryakini
lalu komitmen akan membuat kita menyakiti

kita sudah mengerti dengan sendiri
menghormati bukanlah tentang ketundukan untuk memaksakan diri
tapi membiarkan orang lain berdiri atau duduk dengan kehormatannya
dan jika perlu kita berkorban, maka berkorbanlah tanpa mempertaruhkannya

sementara,atau selama yang tak pasti kita lupakan saja turi
atau semua yang kutitipkan dan tak sepenuhnya kita mengerti
sebaiknya kita bertopang pada nasib atau takdir
meski mereka seringkali tak akur dan tak kita sukai

kita sudah mengerti
tak pernah berjanji, jalani atau berhenti relakan dengan peduli

*
Jul 22, 2011

Bersiap Kecewa Bersedih Tanpa Kata-kata



Di beranda ini angin tak kedengaran lagi
Langit terlepas. Ruang menunggu malam hari
Kau berkata: pergilah sebelum malam tiba
Kudengar angin mendesak ke arah kita

Di piano bernyanyi baris dari Rubayyat
Di luar detik dan kereta telah berangkat
Sebelum bait pertama. Sebelum selesai kata
Sebelum hari tahu ke mana lagi akan tiba

Aku pun tahu: sepi kita semula
bersiap kecewa, bersedih tanpa kata-kata
Pohon-pohon pun berbagi dingin di luar jendela
mengekalkan yang esok mungkin tak ada

Goenawan Muhammad 1966