Copyright © dahanpinus
Design by dahanpinus
Nov 10, 2015

kukumpulkan dedaunan impian


Aku hanya mengumpulkan dedaunan kering yang berjatuhan,
kupikir mereka terlalu indah jika terbiar dimakan cacing tanah
atau pudar dalam tanah basah
iya terlalu indah,
karena dedaunan maple adalah simbol dari impian,
setidaknya bagiku yang tinggal pada belahan tropis yang terang

Untukku, pepohonan dan hutan adalah semacam jalan keluar
saat aku jengah atau gusar lalu rindu akan dekapan
setidaknya aku tahu,
bahwa kau juga memiliki kegemaran yang seragam
jadi aku tidaklah sepi sendirian,
setidaknya itu yang kuyakinkan

Lalu hutan yang dipenuhi oleh cypress dan maple ini,
hanya sebuah tanda
bahwa kuanalogikan satu belahan bumi disana,
untuk kesini seolah datar

huh,
tak serumit itu sebenarnya
aku hanya menempelkan imajimu dalam setiap hutan dan pepohonan yang kulalui
lalu tanpa sadar,
bayangan itu mengajakku memunguti dedaunan impian yang berguguran,
kita kumpulkan satu persatu,
seperti kesiaan yang kita punguti untuk dipandangi dalam-dalam

Tanpa kata-kata,
karena seringkali hanya berujung debat panjang
tapi dengan tatapan,
hati kita yang berbicara
lalu dengan itu,
kita mampu rangkum dua sayap kiri kanan untuk terbang
singgah di dahan-dahan pohon maple,
melagukan sendu namun dengan distorsi dan penuh hentakan,
sebagai bentuk geram pada nasib yang tak elok untuk diperdebatkan,
dan kita tertawakan setelahnya

Masih, kupunguti dedaunan maple yang berguguran,
disampingmu yang hadir setiap mata kupejam
pada setiap daun kupilih yang terbaik,
sehingga dia lebih tahan untuk tiga bulan mendatang
iya,
hanya waktu yang sanggup aku janjikan sekarang

juga waktu yang saat ini mengusirku kembali atau pulang,
tak mampu juga aku kirimkan dedaunan maple yang telah ditangan,
hanya mampu kusampaikan pesan bahwa ini bukanlah sekedar daun kering
tetapi ialah sebuah penanda tentang dua perbedaan,
dengan impian yang seragam
maafkan jika terdengar seperti bualan

Aku memang tak pandai berkata-kata,
hanya  gadungan yang tak mampu mempesonakan setiap gadis dengan rayuan
juga, terlalu angkuh untuk sampaikan kejujuran,
dengan memujimu terang
Ya,
aku mungkin hanya berdalih,
bahwa diksi telah kuhabiskan dalam naskah publikasi yang membosankan
meski telah kau ajarkan dengan sepenuh hati,
dibalik biji-biji saga yang kita kumpulkan,

tetap saja ku bebal,
tak jua kusampaikan gagasan dengan kelembutan
namun tetap saja dengan ego yang membakar,

Namun,
dengan sekerasnya kucoba resapkan sekarang
setidaknya kupahami pengalaman yang kau persembahkan,
terlalu dalam dari sekedar kesan
dan bukan suatu kebiasaan,
meski bersanding bersama kelam
senada dengan langit di hutan maple dan cypress
yang memaksaku harus pulang,
ya seperti waktu yang selalu menjadi batasan

Kadang,
aku terlalu takut untuk kembali pada hutan dan pepohonan
tapi ingatan akan biji saga dan guguran bungur selalu bergetar berbayang
pada apa saja tumbuhan,
sehingga tetap saja aku kembali datang
rindu pada pepohonan yang amat dalam

Aku tahu,
sekarang kau ingin sendiri yang tidak berteman
adalah hampa yang menyiksa bagiku,

kau adalah perempuan bijak tenang,
karena dalam kekalutanku,
kau dapat memainkan daun dan bunga yang berguguran,
lalu kau genggam dan melekatkannya tepat dihatimu,

Kucoba selalu tafsirkan bahwa kau sedang menyampaikan suatu tanda
bahwa aku telah menetap dalam,
semoga bukan kesalahan tafsir seorang pecundang

Dan,
aku masih saja mengumpulkan dedaunan maple sampai musim gugur hilang
sebagai suatu persembahan untukmu dan satu pengingat untukku,
bahwa kau terlampau dalam,
tak hanya sekedar sesuatu yang kau ajarkan;
ego agar lebih tenang, juga kesendirian dengan kepedulian

dan jika musim dingin datang,
aku akan sampaikan bahwa rinduku akan kupendam
hanya untukmu sampai tiga bulan atau tahun-tahun mendatang
sampai waktu kita datang,
pun telah kutandai dengan
bisikan pada pohon dan dedaunan,
bahwa aku sanggup membuatmu seorang.

-----

Alishan - Taipei 6 -9 Nov 2015

sebuah catatan tentang ironi


diantara ilalang dan padang tanaman jagung
cerita yang kita bagi adalah tentang kebohongan
tadinya kita sepakati berdua,
kemudian kita ajak teman untuk jadi berlima,
berenam dan lalu menjadi sekawanan gagak dahaga
sekarang kebohongan itu adalah dogma
bahwa begitulah kita, dan beginilah cara mempertahankan hidup mulia
hanya masalah jumlah kebohongan dapat bergema
menjadi kebenaran bersama, iya?
ya, sejarah dipercaya karena dituturkan oleh siapa yang berkuasa
lalu dicatat tebal-tebal ke dalam buku dan nota
tetapi, kita tetap tidak bisa
berbohong kepada padang jagung
dan diantara ilalang gerah, saat kita bersenggama
juga demi gagak yang mematuk nurani
sumir bercampur gelora
ingatkan,
agar kita segera pagari rapat dosa asal kita,
kelilingi dengan kawat berduri,
aliri dengan listrik tegangan tinggi
atau sekalian saja bangun sutet,
hingga tak ada yang berani tinggal didalamnya
lalu kita sewa; penulis hebat, rohaniwan, penegak hukum
juga politikus untuk memaklumkan perbuatan dari sisi yang luar biasa,
sehingga kita menjadi sepasang legenda
bahwa dosa ternyata bisa saja mulia
---
10 Nopember 2009
perjalanan dari Ketep ke Kopeng Salatiga
cuma pake kamera pocket digital.