Copyright © dahanpinus
Design by dahanpinus
Jan 13, 2016

dan aku masih, tetap dan akan...

dan aku masih, tetap dan akan

tak bisa kukatakan itu
meski puluhan kata berdesakdesakkan nyaris terujar
bisa kutahan selama kumau
dan akan kucerap tanda yang merujuk darimu

saat ini aku ialah akibat, yang menunggu
atau menahan lisan untuk kukuh
dari hati yang sudah jenuh
untuk hanya terkubur penuh

aku mempelajari setiap ketidakhadiran
merenungi setiap pengabaian
juga memberi tafsiran pada setiap keraguan
lalu aku tulis masing-masing dengan catatan kaki
yang mudah dimengerti
dengan beberapa warna warni
sampai membentuk imaji
akan kenangan waktu disitu
dan disini kau menemani dalam bayangmu

tak tergantikan oleh apapun itu
dan aku akan memilih untuk menunggu

juga kurayakan sebentuk kehadiran
dalam kata sederhana meski nirlisan
melalui selebrasi yang kurahasiakan
seolah aku tegar
bahwa inilah cypress yang selalu bertahan
meski didalam selalu kugumamkan
aku sanggup menangis karena kerinduan
yang terus kutahan
untuk tak terujar

kegembiraanku membaca tanda senyummu
meski kadang aku ragu apakah itu milikku
setidaknya biarlah aku yakini seperti itu
karena hakikat kebahagiaanku adalah meyakini
sesuatu khusus untukku

sungguh aku tahu perasaanmu
menyimpan nada yang seirama
karena alunan kita pernah nyata padu
menahan sekerasnya agar tak lampaui batas itu

meski gejolak itu meletup disini dan disitu
dan kau tahu kenapa aku tak pernah mengucapkan
janji akan kita hentikan semua itu
meski aku sepenuhnya kenali kapan

karena aku belum siap;
melihatku, melihatmu sakit atau gila tak tentu
akan ada saatnya kita akan menerima jauh
tanpa sedikit sendu, bahkan dengan tarian
dan ucapan lantang bahwa aku dan kamu akan tetap disitu
menjadi pemilik masing-masing celah,
yang kita singkirkan dari tekanan-tekanan
yang menuntut kita beranjak dari duduk
atau terbang meninggalkan bumi

tak beban lagi kita
hanya bahagia yang berbeda
seperti seorang pustakawan dengan buku baru
atau botanis dengan benih benih
yang semestinya dirawat tapi akan ikhlas jika mati
karena prosesnya adalah kenikmatan itu

lalu kita hanya berbincang
atau bertemu
entah kapan lagi selanjutnya seperti
menikmati proses, tanpa berharap hasil akhir
sejauh itu bahagia buat ku buat mu

dan tetap yang kau tahu
kamulah pemilik celah itu
tak tergantikan oleh sebentuk apapun
sampai kapanpun

aku akan tetap bahagia dengan menunggu
bahagia dengan senyum sederhanamu
tanpa tekanan dan janji yang membuat kita
kabur dari hidup yang terlanjur dipilih
---
dan aku masih... tetap... dan akan...

0 comments: