Copyright © dahanpinus
Design by dahanpinus
Jun 3, 2008

The day after tomorrow (The past that not allowed to disregarding)

Teman 1: Terimakasih teman2,untuk hari ini dan yang akan datang karena tentu aku masih berhutang. Bukan uang atau kebendaan tetapi obrolan tentang cara bertahan lalu berjuang, serta menghargai setiap kesempatan sepintas lalu yang kadang kita abaikan.
Bertahun lalu, aku menyepelekan segala sesuatu yang disebut persahabatan. Ialah sosok yang mengekang, dan jauh dari menyenangkan. Ternyata segalanya ialah hikmah dikemudian, dengan itu cara bertahanku lebih matang dan lebih mudah menjalankan impian yang tadinya hanya bunga tidur saat lelah meradang.

Teman 2: Setiap titik di masa lalu ialah pembentuk garis di masa ini dan masa datang. Tidak ada sesuatupun yang telah kita lakukan yang tak memiliki artikemudian. Bahkan yang tampak basabasi sekalipun dapat menjadi salah satu elemen bagi langkah yang akan datang. Setiap kita memiliki penafsiran dan kearifan berbeda mengenai definisi keberhasilan.
Tetapi kita sepakat bahwa keberhasilan adalah karang tegak menghadapi gelombang, juga menciptakan mimpi hadir di sisi. Mengubah maya menjadi nyata dan menarik teori menjadi membumi.

Teman1 : Nyatanya, keberhasilan bukan satusatunya ditunjukkan lalu tercantum tekstual; di buku, catatan indeks prestasi atau pencapaian ijazah dari institusi terkemuka dengan akreditasi disamakan. Tapi dari hati, pikiran dan imajinasi yang membangkitkan motivasi untuk tak rapuh meniti sekeping demi sekeping impian yang terkadang di luar kemampuan.

Teman2: Dan nasib bukanlah given, the destiny that have to do. Tetapi sesuatu pilihan, bahwa hitam atau putih adalah suatu kesadaran, dan bagaimana mempertahankan konsistensi dan tak lekang sampai suatu pilihan dapat membahagiakan apapun warna yang dikenakan.

Teman 1 & Teman 2:
Untuk masa lalu, masa kini dan masa datang kita akan berjuang untuk tak mudah pudar serta membumikan setiap impian dengan kearifan yang kita sendiri paham, juga dengan elemenelemen yang kadang disepelekan;

Seperti Warung Kucing tempat kita belajar dan puluhan mentor yang singgah dalam setiap kuliah gratisan.

Agar tak sekedar “ada” tapi “mengada” bagi kehidupan.

Untuk masa lalu, masa kini dan masa datang juga untuk warung kucing kita bersulang! Gumamkan impian angkat segelas teh jahe dan kopi susu jangan segera diturunkan, sampai tuntas semua permohonan.

Esok pagi kita tegakkan dan di atasnya akan kita bangun esok2 kemudian.

Padi Village-Jogja, 1 Juni 2008

0 comments: