Copyright © dahanpinus
Design by dahanpinus
Nov 24, 2016

Departure


Rasanya aku akan semakin menyukai hujan,
padahal sebelumnya rasa itu berimbang
kadang mengumpat juga kadang menunggu kedatangan
Entah, karena akhir-akhir ini hujan seperti membawa kerisauan
yang berisik mengkritik tentang sekarang juga harapan,
mengungkit lampau yang mudah dipersalahkan
tentang satu pilihan yang menjelma jadi suatu enigma
pohon penuh cabang dan ranting
yang susah diprediksi mana pertumbuhan;
senang dan sendu berganti
juga tumbuh dahan kokoh dan ranting rapuh 
Ya, aku sering kali menggunakan argumen tentang keseimbangan
dan hebatnya selalu aku tempatkan diriku di sisi bijak baik atau tenang
Padahal satu kenyataaan yang tak suka kuceritakan;
aku sudah tiada sanggup menyalahkan
mungkin karena hanya pohon ini yang kuyakin mampu menahan hujan,
itu keyakinan.

Jika nanti alam menginginkan untuk rubuh, maka aku akan melenggang...
mungkin,
dan disela separuh kerelaan aku akan terus merapal mantra:
dari awal aku pengelana,
terbiasa miliki (hanya) yang dibadan,
juga lepaskan pikulan
aku pengelana,
yang awalnya berjalan sendirian,
sekitaran hanya atribut yang melenakan
Sekarang, aku berada di ujung tergelap dan terkelam
Atau mungkin aku terlalu berlebihan menafsirkan keadaan
karena ketidakberdayaan.
Hujan kencang, membuatku terpaku bangku
berharap hujan segera bosan
dan aku mulai menikmati (menunggu) bosan
enggan melanjutkan perjalanan

Memang,
beberapa orang bosan dengan harapan
terlebih bercengkerama dengan pemimpi yang terlalu meyakini masa depan
namun tiada berani mengungkap janji untuk menenangkan

mungkin, jenis itu adalah pecundang, yang hanya berani
menitipkan angan pada 3 bintang yang entah di samudera mana berjatuhan,
hebatnya, pecundang yang ini selalu yakin
bahwa bintang menyimbolkan terkabulnya harapan
meski awan yang biasanya berkawan
membawa titik gelap gusar dan ragu mengusik keyakinan
jika, andai jika
awan tak mau berteman dengan pohon atau pengelana,
maka sungkan untuk memaksakan
karena cerita tentang angan lama kelamaan mungkin membosankan
hanya saja,
tetap akan kurapalkan (dalam separuh kerelaan);
aku pengelana yang terlahir tanpa atribut kepemilikan,
jadi ditinggal atau berjalan sendirian
semestinya tak untuk membuat padam
-------------------
Nov 15-2016

1 comments:

Diandra Bathara says:
at: 10:50 PM said...

Aku pengelana yang lahir untuk dimatikan
Perjalananku akhirnya hanyalah untuk mencari bekal
Aku bahkan bukan milikku
Karena aku, hidupku dan bahkan matiku bukanlah tentangku dan inginku
Melainkan perjuanganku untuk ketertundukkanku kepada Yang Memilikiku, jiwaku, ragaku dan hidupku.