May 10, 2006
aku terlanjur terbakar
setan disampingku waktu itu
tiada lagi keteduhan, ketenangan
kebesaran jiwa dari jasadjasad suci
rajutan berharga indah menyala
terbakar hingga buram hampir sirna
tiada tersisa bunga
juga dahan patah terlibas gegas
coba padamkan nyala
terlanjur,
bersama anjing menyalak tak jua tersedak
malaikat terusir rasuki jiwa
berharap kuasai raga alat dunia
kau sapa saat mengada atas nama kegelapan
dimana Tuhan mengusir jiwa berandal
juga jasad basi penuh lalat
tiada lagi hati juga waktu dilalui berharga tersisa
aku akan jadi musuh bagi terang
juga mengingkari setiap penebusan
nyala terang akan hangus menjadi tiada
hati akan menghamba untuk berkorban
pada sesuatu yang nanti tercampakkan
---
Semarang, 10 Mei 2006
---
floria, maafkan telah membuat dahan2 bernaung
menjadi patah. semoga tumbuh batang baru disitu...
7 comments:
at: 10:26 AM said...
mengapa patah?
masih terlihat semuanya indah
mungkin dia mampu sekedar katakan...
jaga nyalanya kecil untuk menghangatkan
jangan terlalu besar, nanti mematikan
tanpa sanggup tuk sampaikan
'bagi aku setetes embun yang kau punya'
karena pernah sekali kau katakan:
-bagaimana dengan segelas air yang tengah kau genggam?-
jangan sampai patah
menetap dan jangan tinggalkan dengan keindahan
gelap ataupun terang
yang kuperangi adalah perpisahan
at: 2:54 PM said...
pernah aku pecahkan seluruh harapan
hingga ku rasa iba pada serpihan
yang kau kumpulkan menjadi sebuah bangunan
meski kurasa rapuh, tapi kau yakinkan bahwa akan kuat seiring jaman
terang bisa jadi pusingkan
memendarkan sinar mata kemudian menyeret dalam gelap tanpa sadar
aku hanya ingin kau sadarkan
seiring gelap dan terang
aku akan menanti dengan keikhlasan
at: 12:50 PM said...
terangku juga sudah kucampakan bersama serpihan kaca yg terserak...
at: 1:16 PM said...
Bila dahan tlah patah...biarkan ranting menopangnya, meski rapuh..tak kan lama dahan lain kan tumbuh di sana, pun tunas yang baru...yakini saja.
at: 3:26 PM said...
ah jadi sedih ah...
at: 12:19 PM said...
dhan..
why?
at: 12:19 PM said...
dhan..
why?
Post a Comment