Copyright © dahanpinus
Design by dahanpinus
Jul 6, 2006

Bukit


sebut saja aku bukit, mencoba pasangsiapkan jiwa
agar secepatnya dapatkan raga, juga keindahan yang tercerap mata
dari roh dedaunan dan remahan hewan yang merasuk menjadi mahoni atau jati. mengelola padang rumput teki memerangkap embun di perpindahan gelap terang hari. sore hari mengamati burung gereja
bercanda di pucuk-pucuk tabuleia sampai pendar kelam pandangan.

sepertinya cahaya mengagumi. jamahi setiap lekuk di sudut curam bertekuk. terpuaskan pada padang membentang, memelas pada setiap kelokan, yang dimiliki gradasi abuabu dan hitam.
huh.. biar. biar saja terjamahi sampai hasrat menggelegak lalu bosan. terang dan kelam hanya persoalan keberadaan atau ketiadaan sinar. yang kurasai basah lenguh berbatas peluh, juga kering gersang hamburkan debu. masih saja sama. berakhir kesepian.

sejauh cahaya selimuti padang, sedalam apa titik air setubuhi kembang. sekedar berakhir dengan ratapan yang semakin lama terdengar memuakkan. sebut saja aku bukit, bukan lagi amarah yang kusertakan. berdamai keharusan tanpa elak sangkal. kuterima nasib sebagai hakekat atau kebiasaan. tak pedulikan mana terpuaskan. atau aku juga menikmati berangsur kerelaan. sebut saja pelayanan! di rahimku tumbuh berbagai macam tumbuhan, biar saja! meski murahan! kutampung air mani hewan, juga lenguh sinar.

sebut saja aku bukit, menyebut kekasih bagi seorang pujangga yang setia datang. hinggap temani di pusara bercakap dengan keluhan,
mencuri setiap lara yang tak terelakkan.
---
Jepara-awal Juli 2006
---

2 comments:

Anonymous
at: 12:16 PM said...

tentang titik air yang mencumbui kuncup bunga; akan mekar bunga di kelak.
Dan bila akhir dengan ratapan memuakkan..biarkan saja karena ini adalah keharusan.
Tak ada sesal menghimpit, juga lara yang katamu tak terelakkan.

Untukmu bukit, menjulanglah kau di sana.

Unai

Anonymous
at: 2:26 PM said...

sebagai bukit
tak kaukenal lagi harapan, hanya hamparan dihadapan.
juga tak sepantasnya kaularang siapa atau apa yang singgah datang
meski sebenar,
kauinginkan seorang pujangga dengan kesunyian, yang bebas dalam hasrat pikiran
maafkan...
kau harus hentikan tafsirkan
juga berhenti untuk berbagi sakit yang tak seharusnya kau rasakan.
jika kekasih yang kau harapkan, kau akan dapatkan
tapi jika sekaligus pujangga yang kau inginkan, teruskanlah dalam pencarian.
dan sambutlah kekecewaan, karena pujangga yang akan kau jelang... lahir dari rahim-mu terdalam.