
Telah kubagi hidup bersamamu
sampai milikku terasa enyah
tumpah dalam kebersamaan searah
sejarah jadi semacam catatan tuan mengubah menghamba
patah, adalah terjemahan bagi setiap langkah
berkorban bagi setiap jengah
tumbuhlah tumbuh,
kembanglah kembang
tapi jangan hujam dengan percabangan
satu ketergantungan sampai kauhisap pudar
cukup membuatku sepadan, berharga sebagai seorang insan
Sandarlah, dengan kebebasan yang kau dambakan
pada satu bahu yang kutawarkan; sedalam lautan
seteduh hutan pinus juga setenang matahari menjelang fajar
Sandarlah, dan itu bukan sebagai tuntutan
tapi panggilan alam bahwa kau sedang letih
tapi jangan, kau sandar pada sembarang
karena tak kaumengerti sekedar kebutuhan yang hinggap sesaat
berkorbanlah sementara, seperti yang kulakukan
jadilah hamba bagi pelayan
bagianku yang lengah akan tersadar
kau akan enggan untuk menafikan, dan sayang untuk kaulepaskan
sari-sariku yang terlanjur mengisi bawah dan atas sadar
4 comments:
at: 11:47 AM said...
banyak yang harus dikorbankan untuk setia...berat bos!
at: 7:43 AM said...
...dan yang adil itu hanya Allah swt... *gak nyambung*
at: 12:12 PM said...
duh...jadi pengen meluk misua :-S
at: 3:01 PM said...
kata cinta saja memang belum mewakili setia ya?
Post a Comment