
Langit tak henti meradang, hujan jadi tujuan tak pernah kuasa dielakkan
Air tak kunjung jadi teman, dengan ancaman yang menerkam beragam
Jadilah hujanku,
karena aku bermimpi;
Hasrat,
kekuasaan
Dengan milikku aku berwenang untuk mengendalikan
Menyejukkan tempat mana yang kuinginkan,
juga menghanyutkan segala yang menyakitkan
Tapi bukan hujan itu yang kuinginkan
Jadilah hujanku, tidak atas mimpiku yang berlebihan
Seperti juga hasrat untuk mengendalikan semesta di tangan
Aku hanya ingin nanti bila kupulang,
Kau turun dengan perlahan, lalu menantiku di sudut jalan,
serta memesankan 2 capucino hangat dengan potongan agar-agar rumput laut
yang biasa kita hisap dengan sedotan
0 comments:
Post a Comment