kapar buyar pecah
serpihan tercecer acak arah
dimulai dari mana sebuah langkah
tiada akhir sampai jengah
aku lelah mengira sekokoh batu
berubah setiap kutinggalkan; debu
atau aku yang batu
menjaga debu agar tiada berlalu
bagaimana aku teralienasi sepi
mengumpat setiap gundah
menahan cabikan sangsi
berdiri dalam pusaran gelisah
kukumpulkan kesadaran
satu persatu pucuk melati
lalu disinilah telapak tangan
menampar berbunyi sunyi
0 comments:
Post a Comment