Mar 3, 2016
sebuah alienasi yang dilepaskan
Sedang kusisipkan guguran daun pada buku usang
yang tersimpan
Sebelum kau paksa kembali untuk buka
pada ingatan yang sedianya ingin hilang
Baiklah, kau selalu bilang tentang ideal
jua terbiasa untuk membuka tutup wadah ingatan
seperti mengambil kelereng dan kau mainkan
sesukamu
tak sadar jika aku juga memiliki sebagian
Mungkin, kau sadari tapi tak pernah pedulikan kegagapan
yang kucoba tenang sekeras karang
dan, aku sadar tak mungkin memberi terang pada langit kelam
pun menyalahkan hujan karena selalu membuat gusar
dan, aku masih mengagumi pada titik tenggang
saat memaki jalanan,
lalu kusalahkan diriku karena terlalu absurd
menaklukkan godaan agar tidak menghukummu
dalam nafas yang berkejaran
seperti yang biasa kita lakukan
apakah itu mudah untuk dilupakan ?
mereka akan serta merta datang,
seiring ;
hujan,
guguran daun,
deretan hutan pinus
dan kelopak sakura berkembang
menerima setiap tanda
sepantasnya membuatku
merasakan sebuah sepi yang kurindukan
karena banyak ramai pun tetap tak juga kupaham
setidaknya dalam sepi imajimu tak buram
semakin terang tapi sungguh menyakitkan
Seiring dengan naik turun perasaan
dan permintaan agar mengikuti etika,
yang memang tidak untuk kita perdebatkan
itu kicauanmu yang selalu aku abaikan
dan aku belajar untuk enggan berjanji pada apa yang tidak bisa kulakukan
aku hanya belajar menjaga keseimbangan,
menekan hasrat yang dulu kita bagikan
menjadi gersang,
lalu dingin
sebelum musim semi datang
dan berkembang sekerasnya untuk beberapa minggu keindahan
menghilang kembali sampai musim mendatang
jika tentang rindu yang ditanyakan
mudah saja nanti akan ditemukan
pada sekawanan gagak lapar
yang menanti langit dan kabut kelam
di hutan pinus tempat mereka tinggal
sisi gelap yang selalu terkenang dengan ketakutan
milikmu,
tempat dimana kegilaan yang sejatinya membuat terbebaskan
makhluk liar dari alienasi norma menjemukan
dan sungguh cinta dan hasrat sangat tipis berbatasan
---
Semarang, Januari Februari 2016
1 comments:
at: 12:50 AM said...
God has His own reasons why things happen in our lives.. ethics are only man's creation, not His.
Why are we following man's rules when the rules are not make us happier & make us live by abandoning our heart & soul?
I believe, God doesn't make a fool of us..
Tuhan tidak sebercanda itu...
Post a Comment