Apr 19, 2016
Bila ku gusar pada kepastian
Bila ku gusar,
sekian kaki kulangkahkan ke depan juga arah kebalikan
sambil bergumam rapalan yang entah dapat menentramkan
dan terngiang begitu saja kalimat yang menurutku benar
ternyata salah atau mungkin terlalu lugas ditafsirkan
sepertinya aku berusaha jujur sampaikan,
bahwa terik membuatku geram,
menarik habis energi sampai hampir padam
Juga disisi lain kuceritakan keraguan akan sebuah oase
yang dekat dengan entah pohon rindang,
juga menggoda dengan keteduhan
tapi itu membuatmu dan kita saling geram,
meski tetap kuharap oasemu
dengan pohon ara yang tak kunjung ditemukan
Lalu, kau yang minta aku bersabar
(dengan kemarahan atau kecemburuan ?)
sebuah kesabaran yang sejujurnya masih kuperjuangkan,
meski kuakui tergoda melintas dipinggiran oase terdekat,
sekedar memeriksa sebentuk nyaman yang ditawarkan
Aku hanya laki-laki dengan banyak kekurangan,
dan kelebihan pun tidak mampu menjadikanku begawan
Sayangnya,
telah pun kau hakimi seolah masuk dalam kenyamanan yang tak legal
Karena aku sampaikan kejujuran ?
Sebenarnya, yakinlah bukan itu yang kurindukan,
dan cobalah lagi ceritaku kau camkan,
lalu cobalah sampaikan saja suatu kepastian,
bahwa oasemu dengan ara disana merindukan pengembara yang bersabar,
Setidaknya sampaikan melalui angin untuk mengibas rambut kelam
pada setiap saat aku kehausan dan mulai gusar,
namun,
darimu kudapatkan badai berputar,
yang semakin mendorongku di tepian oase dengan entah pohon rindang
Dan aku masih bertahan,
sepertinya akan tetap bertahan,
dengan beberapa bentuk ingatan.
yang menantimu datang,
melalui hembusan yang menyejukkan mengibas rambut kelam,
dan membisikkan bahwa buah kesabaran
telah menunggu dari ara di depan,
Dan aku masih menanti, hembusan angin yang gantikan
1 comments:
at: 12:32 PM said...
terima kasih atas infonya..
pleace, visit back to st3telkom.ac.id
Post a Comment