Pucuk Pinus
Kesia-siaan yang telah kita kumpulkan, hanya untuk dipandangi dalam-dalam.
Bukan melalui kata-kata, tapi tatapan dengan hati yang berbicara
Sungguh dengan itu, kita kaitkan sepasang sayap yang memang berbeda untuk mengepak beriringan.
Hinggap dari dahan ke dahan, bermain dengan pucuk-bunga pinus yang masih segar
Melagukan kesedihan dengan nada menghentak riang, lalu kemudian kita tertawakan.
Di pucuk bunga pinus itu kita titipkan sesuatu, satu yang terbaik yang kau pilih, satu terbaik yang kuinginkan
Saat langit tak memungkinkan untuk kita tinggal, dan mengusir kita pulang, kita tukarkan pucuk-bunga yang kita percayai sekedar sebagai kenangan.
Dari ingatan tentang 2 perbedaan dengan kesamaan impian.
Aku terlalu sombong untuk ungkapkan kejujuran dengan kata-kata.
Atau kehabisan diksi, untuk tuliskan perasaan dengan puisi yang memabukkan
0 comments:
Post a Comment