Copyright © dahanpinus
Design by dahanpinus
Feb 6, 2024

Catatang tentang Aku, Kau dan Waktu


Seperti pagi hari Sabtu, yang tiba-tiba menjadi Senin pada keesokan
Bagaimana sekumpulan nyali memaksa kemalasan dengan iming-iming keberhasilan impian
Terjerembab pada kesibukan langitan bagi seorang rakyat jelata yang asing
dari rentang waktu dimana kita berusaha untuk tetap bergerak dalam iman 

Aku mungkin tenang, tapi tidak diam, hanya saja kadang aku sangat  perlahan
tentang hari Sabtu yang entah kenapa menjadi Senin, sebenarnya enggan...
Disini aku berjuang, mungkin terdengar seperti slogan yang tak seperti kelihatan
Meski tersenyum bahkan tergelak tawa, itu hanyalah sekedar kepantasan
bahwa tak mungkin kubagi penderitaan yang akan menjadi beban 
bagi Kamu yang ada jauh di seberang

Atau aku hanya tak ingin dikenal sebagai Sabtu yang rentan, yang takut menjadi Senin yang lebih mengagumkan
Atau aku juga enggan dianggap seorang yang lemah pendirian, lalu berputus asa tanpa berpikir panjang
Tahukah kamu, 
aku beranggapan mewarisi kekuatan super dimana lebih hebat dari yang kelihatan
dan aku percaya, mesti aku terlahir sebagai Sabtu, bisa saja aku menjadi Senin
karena katanya; manusia hanya menggunakan 40% dari kemampuan
akan kutunjukkan 60% sisanya untuk menjadi Senin yang mengagumkan
sehingga kita tidak perlu mengumpat dengan kebencian, 
padahal kita hanya iri pada pencapaian yang jadi angan

Untuk sebuah angan, tak perlu repot memesan karcis apalagi membayar
Mudah untuk menyampaikan, tapi berbanding terbalik saat dilakukan
Sehingga banyak hal pun, akan mampu membuat kita membenci pilihan kehidupan
Aku ingin pulang, putus asa adalah jalan terbaik karena bimbang
mungkin ke rumah atau ke suatu tempat yang membuatku tinggal bermalasan

Namun untuk pulang ke tempatmu, aku harus punya beribu alasan, 
sekiranya dapat kau terima sebagai logika yang masuk nalar
padahal aku hanya pecundang yang mengalah sebelum selesai berjuang
Dan masih tak kutemukan tempat sepertimu yang sepadan,
Untuk itulah kuurungkan dan bertahan tinggal, hanya melalui satu alasan

Apa?

Bersabar dan perlahan,
Saat tenang, dasar sungai menjadi terang 
dengan perlahan segala sesuatu mudah dikendalikan
Sampai paham bukanlah “Hari”, “Jalan”, atau “Perahu” tujuan kita, 
juga bukan kebahagiaan, yang didefinisikan terlalu sempit dengan material 
namun sebuah proses yang  tak putus dalam sekali jalan

Ya!

Kita akan bertemu di sebuah jalan bertuliskan tinta berwarna merah terang
Jalan tanpa traffic light karena hanya lurus panjang
Jalan dengan satu aturan; tidak ada putar balik atau mundur ke belakang
Jalan lengang dimana kita tidak perlu untuk tergesa-gesa seperti  kebiasaan
Sebuah jalan yang membuat kita mengurai perlahan, 
menandai setiap langkah dengan setiap fase kedewasaan

Apakah aku plin-plan, dengan standar ganda untuk menamakan
Engkau sebagai perahu kata atau hari Senin yang menggelora 
Namun bukankah sebenarnya keduanya serupa, sama, dalam keterbatasan
Perahu atau hari Senin adalah bagian kecil dari semesta membentang

Kita tak lagi merasa “gumunan"
Tidak dalam masa mempertanyakan setiap takdir kehidupan
Kita adalah sakura yang berkembang di sela musim semi yang sejuk
Kemudian mulai rontok pudar pada pergantian musim dingin 
atau ngambek seperti kekasih  yang hari jadinya terlupakan pasangan, 
menjadi  musim panas yang selalu membuat uring-uringan 

Begitulah kita menikmati musim dengan karakter keunikan
Entah tanpa atau sadar,selalu saja berulang, 
seperti rutinitas yang kita jalankan

Meskipun, 
ada saja beberapa hal baru mendisrupsi lalu menjadi kebiasaan, 
tetap dalam bingkai; 4 musim, 24 jam, 7 hari,  12 bulan
Sabtu, atau Senin, atau hari yang lain memiliki karakter unik yang ditempa oleh; 
alam, kebudayaan atau suatu tatanan utopia
yang tampak seragam; 
perbedaan dalam keseragaman

Keseragaman yang sesekali  ketat berulang, berawal dari ketiadaan, 
Seperti waktu, 
apa korelasinya dengan Kita?

Aku,
Kau 
melebur dalam kehidupan, 
menjadi Kita. 
dalam satu Linimasa; 

Waktu

Kemudian, kubiarkan kau sementara pergi berjenjang dengan waktumu sendiri
Dalam disparitas ruang, dan jam untuk sebuah keyakinan 
yang kita anggap sebagai harapan perbaikan bagi kehidupan
Namun masing-masing dalam perjuangan yang sama untuk proses kedewasaan
Meskipun perbedaan ruang dan jam membuat kita seolah berjalan sendirian
Setidaknya aku mulai faham bahwa fana memang berteman dengan; 
ada dan tiada dalam refleksi sunyi sebagai akhiran

Hebatnya,

Denganmu setiap sunyi adalah bunyi tanpa gelak berlebihan atau malah menjadi kesepian
Sehingga kita bisa mengenal suara nafas, hentakan langkah menyela suara alam raya
Menyatu tanpa kita tahu, atau sadar

Engkaulah semesta raya dalam dunia yang kita simulasikan 
Bukan hanya rumah tinggal
Tapi pusat tata surya kelembaman

Rutin kurindukan walau tanpa bersua dihadapan, 
hanya perkara waktu dan ternyata hanya itu yang benar kumiliki meski tak sepanjang perkiraan
Nanti perjalanan kita akan aku visualisasikan
Visualisasi hanya butuh waktu untuk menghimpun data 
dari Senin sampai Sabtu, lalu diam perlahan di hari Ahad yang kita simpulkan 

Dunia kecil yang kita simulasikan
adalah sebagian dari konstelasi bima saki dan ribuan gugusan bintang
Tempat kususun kepingan-kepingan dalam satu imaji pemikiran
yang kuambil dari perahu kata dengan isian ribuan diksi yang mengagumkan
atau sakura yang menginspirasi bukan hanya pada musim semi kembang

Tetaplah jadi Senin, Perahu Kata atau Sakura
Tetaplah hidup, meski sebenarnya sepele saja 
Karena hidup adalah satu tahapan transit peralihan
yang berbingkai Waktu

dan : 
Waktu, 
satu-satunya yang kita timang dan sayang
Itu pun tidaklah sepanjang yang kita perkirakan

Di suatu tempat sebelum waktu menjadi terang sekaligus mulai pudar

0 comments: