ditengah kemarau atau hujan bandang
coba saja ukur daya tahanku
tak akan pudar karena pudar
membuatku kembali kepada ketergantungan
dan keterasingan dari segarnya rerumputan
anggap saja ruang waktu terbuang untukmu
masa lalu membawa letih menggelayut
sampai gontai logikaku
apa yang kudapat?
bertempur sendiri bagi apa yang kita sebut berbagi
tapi untunglah aku masih bersandar pada bumi
lalu sendiri,
begitu banyak benih yang kukira kembang nanti
begitu banyak keyakinan untuk kupaksa tercerap
dan bermuara pada gelap
sudah sepantasnya aku berkelahi sendiri
dimanfaatkan sampai redam
termaafkan dengan kadar berkurang
apakah karena aku perempuan ?
yang mudah anggap satu perhatian
menjadi kebesaran yang kuagungkan
3 comments:
at: 11:19 AM said...
loh?? sejak kapan pinus jadi perempuan? huehehehe...
eh tapi setuju tu kalo d bilang perempuan kaya gitu :D walau ga semua, tapi sedikit banyak gw menemukan pikiran itu d para perempuan yang gw kenal :)
at: 8:41 AM said...
to iteung... maksutlo?
at: 2:27 PM said...
to ndrit...silakan baca cetingan kita, bwahahaha...sampe ga bisa berhenti ktawa niiiii =))
maap pa pinus, blognya d pake buat ngobrol ni, hihihi...
Post a Comment